Adalah suatu kewajiban ada dalam hati setiap muridnya. Pitutur –
pituturnya menjadi jalan kebahagiaan dan kemulyaan. Keberadaan dan
keteladanannya menjadi lentera kehidupan. Nasehatnya penuh dengan
kebijaksanaan. Melihatnya seperti kehadiran sang Nabi “Muhammad”. Semoga kita
memperoleh yang manis dan menghilangkan yang pahit. Kebaikan dari tatapan –
tatapanmu dan menghilangkan ketercelaan. Baginya adalah orang Maha baik yang
selalu mengambil ilmu untuk dirinya dan disebarkan kembali pada manusia –
manusia untuk mengajak tangan – tangan mereka dalam hal keilmuan.
مَنْ
يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ .
فَلَوْلَا
نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ
وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Seraya Muhammad mendapat gelar kenabian dengan isyarah
diturunkannya ;
اِقْرَأْ بِاسْمِ
رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ , خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ , اقْرَأْ
وَرَبُّكَ الأكْرَمُ , الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ , عَلَّمَ الإنْسَانَ مَالَمْ
يَعْلَمْ
Dan ayat – ayat Tuhan sebagai
isyarah gelar kerasulan Muhammad ;
يَا أَيُّهَا
الْمُدَّثِّرُ , قُمْ فَأَنْذِرْ , وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ , وَثِيابَكَ
فَطَهِّرْ , وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ , وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ , وَلِرَبِّكَ
فَاصْبِرْ .
Rasulullah tidak hanya menikmati kalam
dan hikmah Tuhan Allah Azza wa Jalla, tetapi beliau risalahkan kepada
umat – umat jahiliyah semesta alam. Tiada lain untuk kemaslahatan
manusia semesta alam baik di dunia dan di akhirat.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً
لِلْعَالَمِينَ
Rasulullah dalam mempertahankan
nilai – nilai Islam dan memperjuangkan agama Islam tidak dengan diam atau
bahkan malas. Namun beliau berdakwah bil hal wa bil lisan dari ujung
satu ke ujung dunia yang lain. Islampun tersebar sampai ujung dunia bahkan ke
pelosok – pelosok dunia.
Dalam menggapai ilmu, ilmu tidak
didapat dengan santainya kaki, santainya diri dan hati tetapi ilmu didapat
dengan selalu berusaha, berjalan mencari ilmu untuk mendapatkan kemulyaan.
Seraya Imam Syafi’I, pendiri madzhab terbesar dunia saat ini, berawal dari
Ghuzah Palestina, menuju Makkah, Madinah, Persia, Baghdad, Irak, dll, terakhir
di Mesir. Maka pantaslah kemulyaan beliau dirasakan oleh seluruh manusia sejak
era dan zaman beliau, saat ini, esok sampai kapanpun.
Kenikmatan dan kelezatan ilmu
pastilah kita genggam dan kita gapai, maka seyogyanya menjadi sebuah kewajiban untuk
bersabar dan sungguh – sungguh bertahan dalam kemulyaan ilmu. Sehingga risalah
pada ulama’, mu’allim, mudarris selalu dalam satu ikatan Rabithah
Ruhaniyah.
Thalibul Ilmi adalah merupakan pilihan Allah yang pertama kali medapatkan
kemudahan menuju rumah abadi di akhirat. Selama tidak lepas dari risalah
puncak Rasulullah SAW. Para Malaikat Tuhanlah menjadi tentara sayap – sayap
Allah yang akan mengantarkan menuju surga Nya. Milyaran ikan di lautan memintakan
maghfirah dan kasih sayang Tuhannya.
Rasulullah, Sahabat, Tabiin, ulama’
mengajarkan bahwa ilmu dan amal haruslah sama – sama dijalankan untuk
mendapatkan taufiq dan hidayah dari Allah Subahnahu wa Ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar