Jika
Allah menghendaki kebaikan Ia akan membalas kesalahan dan dosa-dosa hambanya di
dunia, sedangkan jika tidak, Allah akan mengumpulkannya kelak di Akhirat. al Hadist.
Tidak semua yang diberikan Allah
SWT pada kita adalah nikmat. Terkadang Allah juga memberikan musibah kepada
kita. Tapi bukan berarti kita tidak mensyukuri atas pemberian Allah. Positif
thingking lah atas semua pemberian Allah SWT akan ada hikmahnya. Yakinlah
akan hal itu.
Sungguh unik perkara orang mukmin
itu. Semua perkaranya adalah baik. Jika mendapat kebaikan (nikmat) ia
bersyukur. Maka itu menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan jika ditimpa musibah
ia bersabar. Maka itu juga menjadi sebuah kebaikan baginya. Al Hadist.
Nikmat memang sudah sering kali Allah
berikan dan selalu kita syukuri. Sebagai
ungkapan terimakasih dan etika kita kepada Allah SWT. Dan agar kita juga merasa
menghargai terhadap pemberian Allah SWT meski Allah sama sekali tidak pernah
mengharap itu semua. Allah qiyamuhu bi nafsihi, dan tidak mungkin Allah
bersifatan ihtiyajuhu bi nafsihi. Tapi patutlah berkewajiban bagi kita
untuk mensyukuri atas segala nikmat pemberian Allah SWT. Bukan hanya sebatas
ungkapan kata-kata (bil lisan) tetapi ungkapan jawarih (bil
hal) juga harus memuji dan mensyukuri atas nikmat pemberian Allah. Bersyukur
yang tepat adalah menggunakan semua nikmat yang diberikan oleh Allah dijalan
yang di ridhai-Nya (hanya untuk beribadah kepada-Nya).
Berbeda dengan nikmat adalah
musibah dari Allah SWT. Inilah kadangkala kebanyakan dari kita tidak mengerti
dengan rencana Allah SWT. Musibah sakit bukanlah pemberian Allah yang
mengartikan benar-benar sebuah musibah. Atau justru itu merupakan tanda cinta
kasih Allah kepada kita, hambanya.
Sesungguhnya Allah bila menyukai seorang
di antara kalian, maka Allah akan menurunkan cobaan kepadanya. Al Hadist.
Tetapi banyak hal yang diselipkan
oleh Allah dari rasa sakit pada diri kita.
Kamu tidak mengetahui barangkali
Allah SWT. mengadakan sesudah itu suatu hal yang baru. At Thalak.1
Para Nabi, ‘orang-orang terbaik
setelah mereka’ juga diberi cobaan dan musibah untuk meningkatkan derajat
mereka, hal ini merupakan bagian dari tanda cinta kasih Allah pada mereka,
hamba-hamba pilihan.
Seseorang yang setiap hari
beraktifitas dan melakukan ibadah sosial sehingga ia tak sempat untuk
berlama-lama istirahat karena amanah dan tanggungjawabnya. Disitulah rencana
Allah memberikan hikmah dibalik itu semua. Memberi rasa sakit agar sedikit
lebih banyak istirahat, untuk pikirannya, jiwa dan tubuhnya. Kesemuanya butuh
sebuah balances. Termasuk juga untuk menguatkan hati menghancurkan rasa ujub, mengubur rasa sombong, menarik
empati sesama, sebuah peringatan dini dan menjaga hati untuk bersabar. Satu hal
lagi, selain menyimpan makna sehat adalah nikmat terbesar kedua setelah iman
dan taqwa, Musibah sakit akan memotivasi seseorang untuk selalu berbuat lebih
baik. Memperbaiki kekurangan dan kesalahan-kesalahan sebelumnya. Dan sangat
luar biasa, jikalah yang kebanyakan dari kita beranggapan musibah sakit
diartikan hanya sebagai musibah/penderitaan semata, akan tetapi Allah
menjadikan sebagai penebus dosa atas kesalahan dan dosa-dosa yang telah kita
lakukan. Bukankah itu sebuah fadhal dan nikmat dari Allah ?. tidak sedikit qorinah
yang menunjukkan sebagai ujian untuk mengangkat derajat seseorang.
Kecuali
orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal shaleh;
mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. Hud.11
Sebuah pahala yang dijanjikan
oleh Allah bagi orang yang mampu melewati masa-masa yang menjadi pilihan
baginya. Dan Allah tidak pernah “menutup mata” atas semua kejadian / keruwetan
yang terjadi di dunia ini. Allah SWT sudah mengatur segalanya, termasuk kadar
kemampuan seseorang mendapatkan ujian, cobaan, amanah, tanggungjawab, bahkan
nikmat dan musibah dari Allah SWT.
Allah
tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan batas kemampuannya.
Al
Baqarah.287
Dan saya sadar bahwa rasa yang
saat ini saya rasakan adalah sanksi, balasan atau akibat dari kesalahan dan
dosa yang selama ini diperbuat. Bukanlah suatu kebencian dari Tuhan untuk saya,
hambamu ini, Allah. Takkan pernah ada kedhaliman pada dzat Allah SWT.
Sesungguhnya
Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah
yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. Yunus.44
Saya sadar berbagai dosa yang dilakukan telah menyakiti orang-orang
disekitar. Orang-orang terdekat sekalipun. Dan tak kan pernah ada keluhan
sedikitpun yang terhembus akibat dari cela yang telah diperbuat. Bersabar dan
menerima atas rasa yang saat ini saya rasakan adalah lebih baik. Mungkin dengan
seperti sekarang inilah Allah memberikan maghfirah
Nya dan melebur segala dosa dan kesalahan-kesalahan menjadi pahala yang
dijanjikannya. Dan setelah semua ini berlalu, ikrar akan menjadi pilihan untuk
menjadi lebih baik. Memperbaiki segala kekurangan dan kesalahan menjadi
kebaikan yang merajut fadhal dan cinta kasih dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar